Komputasi Awan (Cloud Computing)

Konsep dan Pengertian

Pada dunia TI para ahli telah banyak memberikan definisi atau pengertian tentang komputasi awan. 
Cloud computing can be defined as simply the sharing and use of applications and resources of a network environment to get work done without concern about ownership and management of the network’s resources and applications. With cloud computing, computer resources for getting work done and their data are no longer stored on one’s personal computer, but are hosted elsewhere to be made accessible in any location and at any time (Scale, 2009).
National Institute of Standards and Technology (NIST), memberikan dua buah catatan mengenai pengertian komputasi awan. Pertama, komputasi awan masih merupakan paradigma yang berkembang. Definisi, kasus penggunaan, teknologi yang mendasari, masalah, risiko, dan manfaat akan terus disempurnakan melalui perdebatan baik oleh sektor publik maupun swasta. Definisi, atribut, dan karakteristik akan berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. 
Kedua, industri komputasi awan merupakan ekosistem besar dengan banyak model, vendor, dan pangsa pasar. Definisi ini mencoba untuk mencakup semua pendekatan berbagai awan (Mell & Grance,2009).

Dari kedua catatan tersebut NIST memberikan definisi komputasi awan adalah model untuk memungkinkan kenyaman, on-demand akses jaringan untuk memanfaatkan bersama suatu sumberdaya komputasi yang terkonfigurasi (misalnya: jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, dan layanan) yang dapat secara cepat diberikan dan dirilis dengan upaya manajemen yang minimal atau interaksi penyedia layanan. Model komputasi awan mendorong ketersediaan dan terdiri dari lima karakteristik, tiga model layanan, dan empat model penyebaran (Mell dan Grance, 2009).

Sejarah

Cloud computing dipicu pertama kali ketika menculnya konsep Web 2.0, dimana user bisa saling berinteraksi. Hal ini memungkinkan karena bandwith yang bisa digunakan oleh masyarakat sudah semakin besar.  Dan hal ini menjadi sebuah peluang oleh developer untuk membuat suatu sistem komputasi yang terdistribusi secara masal.
Diawali oleh kemunculan situs www.salesforce.com  pada awal 1999 yang menyediakan aplikasi enterprise melalui sebuah web yang sangat simple, user menggunakan sistem langganan untuk bisa mengakses aplikasi di salesforce.com ini, dan sekarang sistem seperti ini dikenal sebagai SaaS (Software as a Service) yaitu aplikasi itu sebagai sebuah layanan. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya Amazon  (perusahaan toko buku online) yang mulai mengembangkan sistem infrastruktur komputasi yang disebut sebagai Amazon Web Service pada tahun 2002, dimana amazon menyediakan storage, computation dan human intelligence melalui Amazon Mechanical Turk.

Pada tahun 2006, amazon mengenalkan Amazon’s Elastic Compute Cloud (EC2) sebagai commercial web service yang menyediakan akses cloud kepada perusahaan dan individu untuk menyewa komputer storage yang bisa digunakan sebagai platform pengembangan aplikasi secara online, inilah awal dari IaaS, yaitu perusahaan yang menyediakan infrastruktur sebagai sebuah layanan.
Pada tahun 2006, Google juga mulai mengenalkan Google Apps , yaitu platform SaaS yang bisa langsung dirasakan oleh end user. Salah satu produknya adalah aplikasi gmail dan google docs, yang saya yakin anda pernah menggunakannya. Pada tahun 2009 raksasa perusahaan software Microsoft juga mulai memasuki dunia komputasi awan ini, dengan meluncurkan Windows Azzure. Setelah itu, banyak perusahaan komputer yang ikut mengembangkan platform cloud, seperti IBM, Apple, HP, Fujitsu, Dell, Teradata dan yang lainnya.

Karakteristik

NIST mengidentifikasi lima karakteristik penting dari komputasi awan (Mell & Grance, 2009) sebagai berikut:
  1. On-demand self-service. Pengguna dapat memesan dan mengelola layanan tanpa interaksi manusia dengan penyedia layanan, misalnya dengan menggunakan, sebuah portal web dan manajemen antarmuka. Pengadaan dan perlengkapan layanan serta sumberdaya yang terkait terjadi secara otomatis pada penyedia.
  2. Broad network access. Kemampuan yang tersedia melalui jaringan dan diakses melalui mekanisme standar, yang mengenalkan penggunaan berbagai platform (misalnya, telepon selular, laptop, dan PDA).
  3. Resource pooling. Penyatuan sumberdaya komputasi yang dimiliki penyedia untuk melayani beberapa konsumen menggunakan model multi-penyewa, dengan sumberdaya fisik dan virtual yang berbeda, ditetapkan secara dinamis dan ditugaskan sesuai dengan permintaan konsumen. Ada rasa kemandirian lokasi bahwa pelanggan umumnya tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas keberadaan lokasi sumberdaya yang disediakan, tetapi ada kemungkinan dapat menentukan lokasi di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, negara, negara bagian, atau datacenter). Contoh sumberdaya termasuk penyimpanan, pemrosesan, memori, bandwidth jaringan, dan mesin virtual.
  4. Rapid elasticity. Kemampuan dapat dengan cepat dan elastis ditetapkan.
  5. Measured Service. Sistem komputasi awan secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran (metering) pada beberapa tingkat yang sesuai dengan jenis layanan (misalnya, penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif). Penggunaan sumberdaya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi penyedia dan konsumen dari layanan yang digunakan.

3 Model Pengiriman Data (SaaS, PaaS, IaaS)


Ada tiga jenis model layanan dijelaskan oleh NIST (Mell dan Grance, 2009) sebagai berikut:
  1. Cloud Software as a Service (SaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menggunakan aplikasi penyedia dapat beroperasi pada infrastruktur awan. Aplikasi dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web). Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, penyimpanan, atau bahkan kemampuan aplikasi individu, dengan kemungkinan pengecualian terbatas terhadap pengaturan konfigurasi aplikasi pengguna tertentu.
  2. Cloud Platform as a Service (PaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat konsumen atau diperoleh ke infrastruktur komputasi awan menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Konsumen tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.
  3. Cloud Infrastructure as a Service (IaaS). Kemampuan yang diberikan kepada konsumen untuk memproses, menyimpan, berjaringan, dan komputasi sumberdaya lain yang penting, dimana konsumen dapat menyebarkan dan menjalankan perangkat lunak secara bebas , dapat mencakup sistem operasi mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari tetapi memiliki kontrol atas sistem operasi, penyimpanan, aplikasi yang disebarkan, dan mungkin kontrol terbatas komponen jaringan yang pilih (misalnya, firewall host).

Model penyebaran komputasi awan menurut NIST terdiri dari empat model (Mell dan Grance, 2009), yaitu:
  1. Private Cloud. Swasta awan. Infrastruktur awan yang semata-mata dioperasikan bagi suatu organisasi. Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan mungkin ada pada on premis atau off premis.
  2. Community Cloud. Masyarakat awan. Infrastruktur awan digunakan secara bersama oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang telah berbagi concerns (misalnya, misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan pertimbangan kepatuhan). Ini mungkin dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan mungkin ada pada on premis atau off premis.
  3. Public Cloud. Infrastruktur awan yang dibuat tersedia untuk umum atau kelompok industri besar dan dimiliki oleh sebuah organisasi yang menjual layanan awan.
  4. Hybrid Cloud. Hybrid awan. Infrastruktur awan merupakan komposisi dari dua atau lebih awan (swasta, komunitas, atau publik) yang masih entitas unik namun terikat bersama oleh standar atau kepemilikan teknologi yang menggunakan data dan portabilitas aplikasi (e.g., cloud bursting for loadbalancing between clouds).

Kelebihan dan Kekurangan

Keuntungan Menggunakan Cloud Computing

Menurut Furht (2010), teknologi cloud computing memberikan keuntungan sebagai berikut:
  • Flexibility, They can decide how much storage space to use, and how much processing power is required. While working to update software applications, the process can be pushed out much faster and more efficiently. Administrators can choose when to update an application enterprise-wide all in real time. It is up to them and how much they want to spend on IT with cloud technology. 
  • Scalability, With cloud computing one person can go from small to large quickly. 
  • Capital Investment, With cloud computing, many rudimentary IT purchases for things like hardware are no longer an issue as long as that task or set of tasks can be performed by the cloud. 
  • Portability, With cloud computing technology, organizations are able to use their computing power wherever their people are as long as users are able to access thin clients. Thin client access is pretty much available everywhere that companies do business today, so this should not even be an issue. With thin client technology the scale of geography and time variation is flattened somewhat and this allows companies that are trying to globally integrate to be able to be more flexible than ever before.


Kerugian Menggunakan Cloud Computing

Pengguna harus terhubung ke Internet. untuk bisa mengakses server maka tentu saja tidak hanya pengguna harus menyediakan perangkat jaringan internet, melainkan pengguna juga harus membayar biaya internet sesuai dengan yang digunakannya. Tentu ini tidak murah bukan apalagi jika anda melakukan upload dan download data yang besar setiap kali terhubung ke komputer server, tentu saja anda akan mengkonsumsi kuota internet yang besar.

Biaya untuk penyedia server cloud Jika anda hanya menyimpan data dalam kapasitas kecil dan anda sekedar menggunakan beberapa aplikasi di komputer cloud mungkin saja penyedia server tersebut masih memberikan gratis, tapi sebaliknya jika anda menggunkan sumber yang besar dari komputer server seperti menyimpan data dalam jumlah yang sangat besar mungkin saja penyedia layanan server cloud mengharuskan anda berlangganan dan membayar pemakaian anda.

Aplikasi Cloud Computing beserta Perusahaan IT yang membuat

Penyedia layanan PaaS:

A. Google App Engine
App Engine merupakan platform yang memungkinkan pengembang untuk membuat dan menjalankan aplikasi-aplikasi web dengan fasilitashosting di server Google. Versi gratis dari platform ini memiliki kapasitas penyimpanan 500 MB dan kapasitas CPU dan lebar pita yang cukup untuk 5 juta page-view setiap bulannya.
Saat diluncurkan, bahasa pemrograman yang mendukung adalah Python. Versi terbatas dari web framework Django juga tersedia. Demikian halnya dengan framework aplikasi Google yang fungsinya sama dengan JSP atau ASP.NET.

Google App Engine mendukung aplikasi yang ditulis dalam bahasa pemrogaman. Dengan lingkungan runtime Java App Engine, pengguna dapat membangun aplikasi yang menggunakan standar teknologi Java, termasuk JVM, Java servlet, dan bahasa pemrograman Java atau bahasa lainnya menggunakan JVM-based atau compiler, seperti JavaScript atau Ruby. App Engine juga menyediakan lingkungan runtime khusus Python, yang mencakup bahasa Python dan perpustakaan standar (standard library) Python. Java dan lingkungan runtime Python dibangun untuk memastikan bahwa aplikasi yang dibangun dapat berjalan cepat, aman, dan tanpa gangguan dari aplikasi lain pada sistem.

B. Force.Com
Force.com adalah Platform sebagai Service (PaaS) produk yang dirancang untuk menyederhanakan pengembangan dan penyebaran aplikasi berbasis cloud dan website.Pengembang dapat membuat aplikasi dan situs web melalui IDE awan (lingkungan pengembangan terpadu) dan menempatkan mereka cepat untuk Force.com ini multi-penyewa server.

C. Microsoft Azure
Microsoft Azure /æ ʒ ər/ adalah cloud computing platform dan infrastruktur yang dibuat oleh Microsoft untuk membangun, menyebarkan, dan mengelola aplikasi dan layanan melalui jaringan global Microsoft dikelola pusat data .
Ini menyediakan baik PaaS dan IaaS layanan dan mendukung banyak berbeda bahasa pemrograman , alat dan kerangka kerja, termasuk perangkat lunak baik Microsoft-spesifik dan pihak ketiga dan sistem.
Azure diumumkan pada bulan Oktober 2008 dan dirilis pada tanggal 1 Februari 2010 sebagai Windows Azure, sebelum berganti nama menjadi Microsoft Azure pada 25 Maret 2014.

Contoh penyedia layanan IaaS :

A. TelkomCloud
TelkomCloud adalah layanan yang menyediakan IT Resources Service (Computing, Storage & Network) dan Application Services dengan menggunakan teknologi virtualisasi berbasis cloud computing (on-demand, rapid elasticity, & fast deployment) yang akan meningkatkan akselerasi bisnis pelanggan.

B. Amazon EC2
Amazon EC2 merupakan layanan IaaS dari AWS.Dengan menggunakan layanan ini, maka akan  mendapatkan seperangkat server yang  konfigurasinya dapat ditentukan sendiri, tergantung kebutuhan dan budget. Amazon EC2 memiliki berbagai macam spesifikasi server yang bisa dipilih. Kemudian, sesuai asas cloud computing dimana sebuah layanan bisa dimodifikasi sewaktu-waktu, maka Amazon EC2 pun demikian. Kita dapat melakukan upgrade atau downgrade sewaktu-waktu.
Perhitungan biaya pada Amazon EC2 juga menganut faham pay-per-use. Hitungan yang digunakan adalah dengan satuan jam. Misalnya kita menggunakan selama sebulan, maka hitungan kasarnya akan dihitung selama 750 jam.

C. Navisite
NaviSite adalah penyedia terkemuka jasa IaaS , serta dikelola hosting, aplikasi dikelola lain dan layanan cloud. Dengan solusi NaviSite IaaS, perusahaan dapat menghindari biaya yang tidak perlu terkait dengan penyediaan terlalu banyak infrastruktur dan memelihara server yang kurang dimanfaatkan, ruang kosong, dan kelebihan daya dan pendinginan.

Disampaikan dalam sepenuhnya dikelola dan self-service persembahan, IaaS solusi dari NaviSite membantu perusahaan mengambil keuntungan dari kecepatan dan fleksibilitas dari awan tanpa mengorbankan keamanan atau fungsi. Dan dengan mengasumsikan aspek pemeliharaan TI dan dukungan, NaviSite membantu untuk mengurangi tekanan pada departemen di-rumah IT tanpa mengorbankan kehandalan atau respon cepat kali.

Contoh penyedia layanan SaaS:

A. Facebook
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial berkantor pusat di Menlo Park, California, Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Februari 2004. Hingga September 2012, Facebook memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif, lebih dari separuhnya menggunakan telepon genggam. Pengguna harus mendaftar sebelum dapat menggunakan situs ini. Setelah itu, pengguna dapat membuat profil pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman, dan bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbarui profilnya. Selain itu, pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna dengan ketertarikan yang sama, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah atau perguruan tinggi, atau ciri khas lainnya, dan mengelompokkan teman-teman mereka ke dalam daftar seperti "Rekan Kerja" atau "Teman Dekat".

B. Google Docs
Google Docs adalah berbasis web gratis aplikasi di mana dokumen dan spreadsheet dapat dibuat, diedit dan disimpan secara online. File dapat diakses dari komputer manapun dengan Internet koneksi dan Web fitur lengkap peramban . Google Docs adalah bagian dari paket komprehensif aplikasi online yang ditawarkan oleh dan terkait dengan Google .

Pengguna Google Docs dapat mengimpor, membuat, mengedit dan memperbarui dokumen dan spreadsheet dalam berbagai font dan format file, menggabungkan teks dengan rumus, daftar, tabel dan gambar. Google Docs kompatibel dengan sebagian besar perangkat lunak presentasi dan pengolah kata aplikasi. Kerja dapat diterbitkan sebagai halaman Web atau sebagai naskah siap cetak. Pengguna dapat mengontrol siapa yang melihat pekerjaan mereka. Google Docs sangat ideal untuk penerbitan dalam suatu perusahaan, memelihara blog atau menulis karya untuk dilihat oleh masyarakat umum.

Google Docs cocok untuk proyek-proyek kolaboratif di mana beberapa penulis bekerja sama dalam real time dari geografis yang beragam lokasi. Semua peserta dapat melihat siapa yang membuat perubahan dokumen tertentu dan ketika mereka perubahan dilakukan. Karena dokumen disimpan secara online dan juga dapat disimpan pada komputer pengguna, tidak ada risiko total kehilangan data akibat bencana lokal. Namun, sifat berbasis internet dari Google Docs telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa penulis bahwa pekerjaan mereka mungkin tidak pribadi atau aman.

C. SKYPE
Skype adalah sebuah program komunikasi dengan teknologi P2P (peer to peer). Program ini merupakan program bebas (dapat diunduh gratis) dan dibuat dengan tujuan penyediaan sarana komunikasi suara berkualitas tinggi yang murah berbasiskan internet untuk semua orang di berbagai belahan dunia. Manfaatnya : Melakukan panggilan, bertatap muka, mengirim pesan, dan berbagi dengan orang lain – di mana pun mereka berada. 

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)

Teknologi Cloud Computing tidak serta merta diterapkan begitu saja di perpustakaan. Penerapannya membutuhkan suatu perencanaan yang jelas dan matang jika konsep teknologi tersebut akan diadopsi. Berdasarkan potensi yang dimiliki dan konsep-konsep teori sebelumnya PUSTAKA perlu memperhatikan beberapa hal sebelum mengaplikasikan teknologi cloud computing antara lain : infrastruktur, keamanan data, dan sumberdaya manusia.

Infrastruktur

Sebagai penyedia informasi bagi pengguna di lingkup Kementerian Pertanian, maka dukungan infrastruktur atau terekam wajib mengirimkan sekurang-kurangnya dua copy kepada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Infrastruktur Jaringan PUSTAKA
Infrastruktur teknologi informasi (TI) dan sumberdaya manusia (SDM) yang menjadi penggerak dalam teknologi cloud computing tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Ketersediaan kedua potensi ini harus saling bersinergi sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal dalam mewujudkan penerapan cloud computing yang kuat sangat diperlukan. PUSTAKA dapat melakukan penyewaan jaringan untuk akses internet. Dengan demikian perpustakaan UK/UPT dapat melakukan koneksi ke PUSTAKA dengan baik. Selain itu pula perlu direncanakan layanan Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada pusat data.

Konsep DRC antar Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA sedang dalam proses pengembangan. Sekretariat akan menempatkan server-servernya di PUSTAKA sebagai backup demikian juga sebaliknya PUSTAKA akan menempatkan server-servernya di Sekretariat. Hal ini dikarenakan sering terputusnya jaringan internet oleh gangguan alam seperti petir. Kondisi infrastruktur dan arsitektur Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang ada Pada Platform as a Service (PaaS), PUSTAKA perlu menyiapkan fasilitas yang diberikan kepada UK/UPT untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat UK/UPT atau diperoleh ke infrastruktur komputasi awan menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Tentunya hal ini untuk memudahkan dalam operasional pertukaran data dan informasi. UK/UPT tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.
Konsep Disaster Recovery Center antara Sekretariat dan PUSTAKA
Sedangkan pada Software as a Service (SaaS), PUSTAKA dapat menyediakan fasilitas-fasilitas aplikasi atau software yang berkaitan dengan perpustakaan. Ketersediaan aplikasi seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan tentunya akan sangat membantu petugas di perpustakaan UK/UPT dalam melakukan updating data. Bagi pengguna tentunya akan memudahkan dalam pencarian data dan informasi pertanian. Selain itu juga aplikasi-aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web). saat ini dapat terlihat bahwa untuk menuju arah cloud sudah mulai berjalan namun belum sepenuhnya.

Keamanan Data

Keamanan data menjadi begitu penting dalam penerapan cloud computing. PUSTAKA harus dapat menjamin keamanan data dan informasi yang tersimpan dalam servernya. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan para user dalam hal ini perpustakaan UK/UPT yang telah menyimpan data mereka.

Terkait dengan keamanan komputasi awan, Olzak (2010) menjelaskan bahwa menilai dan mengelola risiko yang berkaitan dengan layanan awan hanya penyesuaian untuk proses yang ada manajemen risiko. Melindungi data organisasi merupakan hal yang sangat penting bagi keseluruhan risiko keseimbangan aktivitas organisasi.
7.1 Internal Risk Boundary
Pada Gambar 7.1 dijelaskan merupakan model sederhana dari batas risiko internal yang ada pada banyak organisasi. Analis keamanan melakukan penilaian risiko ketika TI desain dan mengimplementasikan solusi internal. Namun, batas risiko dikelola berhenti di firewall perimeter. Tidak ada proses formal terhadap ancaman model yang dibuat dengan menghubungkan ke awan penyedia layanan.
7.2 Separation of Cloud Computing Environments
Jalan untuk integrasi komputasi awan yang aman adalah memperpanjang dari batas risiko. Tujuannya untuk memperluas batas kemananan terhadap resiko komputasi awan baik didalam Konsep keamanan layanan komputasi awan Fujitsu yang disebut "trusted-service Platform", merupakan konsep yang dapat diadopsi. Menurut Mayasuki Okuhara (2010) dalam konsep tersebut internal maupun eksternal organisasi. Tentunya akan mencakup semua hasil layanan secara keseluruhan sebagai nilai tambah dari inti bisnis organisasi. (Olzak, 2010) dilakukan dengan membangun pemisahan secara logis dari jaringan, operating system, dan lapisan data melalui teknologi virtualisasi yang canggih (Gambar 7.2).

PUSTAKA memiliki potensi yang cukup besar dalam menerapkan teknologi cloud computing di masa yang akan datang. Dengan tersedianya dan terintegrasinya potensi-potensi yang dimiliki PUSTAKA mulai dari tupoksi, jaringan antar lembaga lingkup KEMTAN, sumberdaya informasi, infrastruktur dan SDM tentunya dapat menjadi kekuatan dalam penerapannya. Namun tetap diperlukan rencana yang cermat dan menyeluruh mengenai infrastruktur, keamanan data dan sumberdaya manusia. Serta tidak kalah pentingnya adalah dukungan internal dari penentu kebijakan sehingga mempermudah dalam proses tercipatanya layanan komputasi awan perpustakaan pertanian di Indonesia.

REFERENSI

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment