DESAIN
PEKERJAAN
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja
seorang atau sekelompok karyawan secara organisasional. Tujuannya untuk
mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan organisasi. Berikut
elemen-elemen Desain Pekerjaan.
1. Elemen organisasional
Elemen-elemen organisasional pada desain
pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi. Pekerjaan-pekerjaan yang dirancang
secara efisien mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran
maksimum. Elemen-elemen organisasional mencakup pendekatan mekanistik, aliran
kerja, dan praktek-praktek kerja.
a)
Pendekatan mekanistik
b)
Aliran kerja
c)
Praktek-praktek kerja
2. Elemen lingkungan
Aspek kedua desain pekerjaan berkaitan
dengan elemen-elemen lingkungan. Seperti hampir dalam semua kegiatan
personalia, para perancang pekerjaan tidak dapat mengabaikan pengaruh
lingkungan eksternal. Elemen-elemen lingkungan pokok dalam perancangan
pekerjaan-pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya karyawan potensial, dan
pengharapan-pengharapan sosial.
a)
Kemampuan dan ketersediaan karyawan.
b)
Pengharapan sosial
3. Elemen keperilakuan
a) Ada
beberapa elemen keprilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan
yaitu :
b) Otonomi
yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa dilakukan.
c) Variasi
yang apabila kurangnya variasi pekerjaan maka akan menimbulkan kebosanan,
selanjutnya menimbulkan kelelahan sehingga timbul kesalahan-kesalahan.
d) Identitas
tugas, bila pekerjaan tidak mempunyai identitas menimbulkan karyawan kurang
tanggung jawab atau kurang puas atas hasil pekerjaannya.
e) Umpan
balik, bila pekerjan memberikan umpan balik atas seberapa baik pekerjaan maka
karyawan termotivasi untuk melaksanakan dengan baik.
Analisis Pekerjaan
Yang
dimaksud dengan analisis pekerjaan adalah proses pengumpulan informasi mengenai
suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja yang dilaksanakan dengan
cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerja dengan bukti-bukti
yang benar dari supervisor.
Analisis
pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan
tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencakup standart
kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan
bagi seorang pekerja untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dari kedudukannya
secara memuaskan.
Analisis
pekerjaan adalah studi sistematis mengenai tugas, kewajiban, dan tanggung jawab
dari suatu pekerjaan, serta pengetahuan, kemampuan, dan keahlian yang
dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan adalah
titik awal untuk hampir semua fungsi personalia dan analisis ini sangat penting
untuk mengembangkan cara penilaian personalia (Wheaton & Whetzel, 1997).
Analisis
pekerjaan dilakukan oleh individu yang sungguh memahami orang-orang, pekerjaan
dan keseluruhan sistem organisasi. Dalam realitanya analisis pekerjaan
dilaksanakan oleh pakar job analysis, Job Analyser dari luar, supervisor, dan
manager. Orang yang menganalisis pekerjaan harus terlatih dalam metode
penelitian dasar selain itu juga harus ahli dalam teknik pengukuran objektif
agar dapat menghasilkan analisis yang akurat. Dalam proses analisis pekerjaan
terdapat tiga tahapan penting yaitu :
1. Mengumpulkan informasi,
2. Menganalisis dan mengelola informasi jabatan, dan
3. Menyusun informasi jabatan dalam suatu format yang baku.
Analisis
pekerjaan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan uraian jabatan yang baik
pula, dan kemudian dapat dijadikan bahan baku yang baik untuk proses
pengelolaan SDM yang lain (evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, manajemen
kinerja, penyusunan kompetensi, pelatihan).
Analisis
pekerjaan adalah suatu proses, sedangkan produknya adalah deskripsi jabatan,
spesifikasi jabatan, dan evaluasi jabatan. Analisis pekerjaan pada intinya terdiri dari rangkaian sejumlah
informasi yang digali melalui pertanyaan-pertanyaan tertentu. Pertanyaan dalam
analisis pekerjaan itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. What : menanyakan tentang apa yang dikerjakan pada
jabatan tersebut atau tugas-tugas apa sajakah yang terdapat pada jabatan
tersebut.
2. How : terkait dengan informasi tentang bagaimana
mengerjakan pekerjaan atau tugas-tugas dalam jabatan tersebut atau terkait
dengan cara/ prosedur pelaksanaan tugas.
3. Why : menyangkut penggalian informasi tentang
mengapa tugas-tugas dalam jabatan tersebut dilakukan atau untuk tujuan apa
tugas-tugas tersebut dikerjakan.
4. Skill involved : kecakapan/ kepandaian/
ketrampilan apakah yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan/ tugas-tugas
tersebut.
Begitu
pentingnya analisis jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap
melakukan uraian terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan
lancar. Terdapat enam alasan penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan
dalam sebuah organisasi:
1. Organisasi baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya
dengan alasan mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru
muncul atau dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan
organisasi lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka
penting sekali untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja
yang akan dilakukannya.
2. Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya
jenis pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan
jenis pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3. Karyawan tidak paham terhadap pekerjaannya. Ada sebagian karyawan,
terutama yang baru diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti.
Walaupun dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis
pekerjaan apa yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk menyamakan
pandangan terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4. Tumpang tindih dan konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang
lainnya seringkali melakukan pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam
bidang berbeda. Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham atau konflik
terutama dalam hal pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan
oleh belum jelasnya pekerjaan masing-masing karyawan.
5. Arus kerja tidak lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu
berhubungan dengan pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum
memahami keana pekerjaan itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan
terhentinya proses pada pekerjaan yang lain.
6. Sistem penggajian tidak konsisten. Uraian jabatan akan memberikan
batasan-batasan terhadap pekerjaaan yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis
pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin besar kompensasi (gaji) yang
diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan yang dilakukann akan
menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian imbalan gaji.
Tujuan
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan dipakai untuk berbagai
tujuan, baik sektor publik maupun sektor swasta. Berikut ini tujuan dari
analisis pekerjaan. Terdapat 12 macam tujuan diadakannya analisis pekerjaan,
diantaranya adalah:
1. Job Description
Yang berisi informasi
pengeidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban
pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi
mengenai standar- standar pekerjaan.
2. Job classification,
Penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke
dalam klas-klas, kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika
tertentu. Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis
kewenangan organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan
tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
3. Job evaluation
Suatu prosedur pengklasifikasian
pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing di dalam organisasi dan dalam
pasar tenaga kerja luar yang terkait.
4. Job design restructuring
Meliputi usaha-usaha untuk
mengalokasi dan merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam
berbagai kelompok.
5. Personnel requirement/specifications
Berupa penyusunan
persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu
pekerjaan, seperti pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills),
ketangkasan(aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang
diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6. Performance appraisal
Tujuan penting daripada penilaian
performansi ini adalah dengan maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja
melalui keputusan-keputusan administrasi, seperti promosi, pemberhentian
sementara (lay off), pemindahan(transfer), kenaikan gaji, memberi informasi
kepada para pekerja tentang kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang
berkaitan dengan pekerjaannya masing-masing.
7. Worker training
Untuk tujuan-tujuan pelatihan.
8. Worker mobility
Untuk tujuan mobilitas
pekerja(karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi,
pekerjaan-pekerjaan, dan okupasi-okupasi tertentu.
9. Efficiency
Ini mencakup penggabungan proses
kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik
lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk
prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan standar-standar kerja.
10. Safety
Sama dengan efisiensi, tapi
perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku
kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
11. Human resource planning
Ini meliputi kegiatan-kegiatan
antisipatif dan reaktif melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi
tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat
yang tepat, waktu yang tepat, dll.
12. Legal requirements
Aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya
yang berkaitan dengan organisasi.
Langkah
Langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
Dessler menyatakan ada enam langkah dalam
analisis pekerjaan. Adapun keenam langkah tersebut adalah sebagai berikutl:
- Menentukan bagaimana untuk menggunakan informasi yang didapat. Mengetahui cara menggunakan data yang diperoleh akan memberikan gambaran bagaimana untuk mengumpulkan data tersebut. apakah dengan menggunakan wawancara atau questionaire.
- Meninjau informasi dasar dyang relevan, seperti bagan organisasi, bagan proses dan deskripsi pekerjaan.
- Memilih posisi yang dapat mewakili. Ada banyak pekerjaan yang serupa untuk dianalisis, sehingga perlu mengambil sample pekerjaan tersebut untuk dianalisis.
- Menganalisis pekerjaan. Mengumpulkan data aktifitas pekerjaan, perilaku karyawan yang dibutuhkan, kondisi pekerjaan, dan sifat serta kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk melakukan pekrjaan itu.
- Memverifikasi informasi analisis pekerjaan kepada pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut dilakukan oleh atasan langsung. hal ini kan membantu mengonfirmasikan bahwa informasi itu benar dan lengkap.
- Membuiat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Deskripsi pekerjaan adalah daftar tertulis yang mendeskripsikan aktifitas dan tanggung jawab dari pekerjaan, juga kondisi pekerjaan serta bahawa dan keamanan dari suatu pekerjaan, Spesifikasi pekerjaan meringkas mutu, kualitas dan keterampilan dan latar belakang pribadi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Jenis
Analisis Pekerjaan
1. Analisis Pekerjaan Tradisional (Traditional Job
Analysis)
Model tradisional ini hanya mencari
informasi sekitar tiga aspek, antara lain tanggung jawab yang merinci unit
organisasi kepada mana suatu kedudukan harus bertanggung jawab, harus tunduk
kepada pengarahan dan bagian pelaksanaan, skewajiban-kewajiban umum dari
seseorang yang sedang memegang suatu kedudukan, kualifikasi-kualifikasi minimal
yang diterima sebagai kelayakan.
2. Analisis Pekerjaan yang
beroreientasi hasil (Ersult-oriented Jobs Description atau RODs)
Analisis pekerjaan yang berorientasikan hasil
ini merupakan suatu kehidupan kecil di dalam program-oriented budget yang bermanfaat
bagi produktivitas.
Referensi:
- http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/05/26/manajemen-sdm-%E2%80%9Crekrutmen%E2%80%9D/
- http://ebookbrowse.com/seleksi-dan-penempatan-tenaga-kerja-pptx-d259134129
- http://www.slideshare.net/sultanmuhjay01/analisis-dan-perencanaan-pekerjaan#
- http://laodesamsir.blogspot.com/2014/09/desain-dan-analisis-pekerjaan.html
0 comments:
Post a Comment